BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
LATAR BELAKANG
Dengan
laju perkembangan teknologi di dunia khususnya di Indonesia, dewasa ini
bermunculan barang-barang yang mutakhir dengan segala macam ragam dan ciri khas
masing-masing. Demikian halnya dengan industri yang berhubungan erat dengan
teknologi. Dalam pengolahan suatu bahan industri selalu menggunakan alat-alat
yang canggih unuk mempercepat terjadinya proses. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan maka ilmu di bidang industripun semakin meningkat, khususnya industri
teknologi.
Dalam
menghadapi hal tersebut di butuhkan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia agar dapat mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi
tuntutan tersebut di butuhkan media-media yang bertugas untuk menggali dan mengembangkan
Sumber Daya Manusia yang tersedia. Oleh karena itu, terciptalah lembaga-lembaga
pendidikan yang salah satunya dapat menunjang teknologi tersebut.
Namun,
lembaga-lembaga keilmuan tersebut tidak dapat sepenuhnya merealisasikan
keinginan mulia tersebut tanpa adanya peran serta dari elemen masyarakat, dalam
hal ini adalah dunia industri. Sebab sebuah bidang keilmuan tidak akan berarti
tanpa sebuah aplikasi yang di landasi dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang di peroleh di lapangan. Oleh karena itu, program Kerja Praktek ini di laksanakan untuk menyelaraskan antara
teori yang di peroleh dari lembaga pendidikan dengan yang di peroleh di
lapangan. Dengan ini di harapkan agar tercipta sumber daya manusia yang
kompetitif dengan ilmu yang di peroleh di bangku perkuliahan serta pengalaman
yang di peroleh dari dunia industri.
Bagi
penulis sendiri, latar belakang dilakukannya Kerja Praktek ini selain sebagai
syarat untuk menyelesaikan pendidikan di program studi Strata-1 Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, penulis
juga ingin menggali pengalaman serta potensi di lapangan dan ikut langsung
dalam dunia industri. Dengan demikian, penulis dapat menyelaraskan ilmu yang di
peroleh di kampus dengan ilmu yang di peroleh dilapangan.
I.2.
TUJUAN KERJA PRAKTEK
Adapun tujuan Kerja Praktek:
a. Lebih mengatahui tentang instansi
BMKG secara umum dan BMKG Wil. III Denpasar bali secara khusus.
b. Mengetahui cara kerja seismograf dan
pengolahan data gempa yang diterima.
c. Memperoleh pengetahuan tentang
software yang digunakan dalam mengalisa gempa.
d. Mampu mengaplikasikan teori yang
diterima dibangku kuliah.
e. Memperoleh wawasan tenatang dunia
kerja yang sesungguhnya.
I.3
Manfaat Kerja Praktek
I.3.1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna
bagi mahasiswa yang bersangkutan apabila telah menyelesaikan perkuliahannya,
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh
pada masa kuliah dan sekalian menambah wawasan dan pengalaman.
c. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang
diperoleh selama perkuliahan dengan praktek di lapangan, khususnya di Balai
Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
d. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.
I.3.2. Manfaat Bagi Akademik
a. Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan
khususnya Akademik dengan Instansi.
b. Dapat mempromosikan keberadaan Akademik di tengah-tengah
dunia kerja khususnya Instansi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang
profesional dan kompeten di bidang masing-masing.
I.3.3. Manfaat Bagi Instansi
a. Dapat menigkatkan kerjasama antara Akademik dengan
Instansi/Lembaga.
b. Membantu Instansi/Lembaga dalam menyelesaikan tugas
sehari-hari selama Kerja Praktek
I.4 Ruang lingkup Permasalahan
Adapun ruang lingkup permasalahan yang penulis paparkan
dan akan di bahas disini yakni sebatas persoalan mengenai Proses terjadinya gempa
serta gelombang-gelombang yang dapat diterima oleh sistem yang ada di Balai
Besar Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Bali.
I.5. Waktu dan tempat
Adapun
kerja praktek ini di laksanakan di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika Wilayah III Denpasara Bali. Tepatnya di Jl. Raya Tuban Badung, Kec.
Kuta, Kab. Badung, Bali. Pelaksanaan teknis nya di lakukan selama 1(satu) bulan
yaitu dari tanggal 2 Januari 2012 sampai 1 Februari 2012. Jam kerjanya yaitu
dari pukul 09.00 WITA – 15.00 WITA, dari hari Senin sampai Sabtu.
I.6. Metode Pegumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang
penulis lakukan diantaranya yaitu:
a. Qustioner (tanya jawab)
Pada metode ini penulis melakukan
tanya jawab kepada pihak pembimbing di saat melakukan kerja praktek.
b. Terjun langsung kelapangan untuk melihat dan melakukan
penganalisaan
Disini penulis melihat langsung apa
yang dilakukan oleh para pekerja dalam mengamati, menganalisa dan menyalurkan
informasi ke masyarakat.
c. Riset perpustakaan dan internet.
Disini penulis mencari tahu sebagian
data dari buku-buku yang ada di Balai BMKG dan mencari di internet dengan
menggunakan layanan internet yang ada di Balai BMKG
BAB
II
TINJAUAN
PERUSAHAAN/ LEMBAGA
II.1.
Sejaraha berdirinya Balai BMKG

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut
oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan
nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik
dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74
stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi
dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun
1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta,
sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan
meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai
digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan
1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso
Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi
tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang
berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk
melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi
dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika
diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch
en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan
Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan
instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara
Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah
menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan
Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk
sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological
Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi
Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah
namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen
Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat
Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan
Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya
menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di
bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi
suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika,
dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan
48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap
sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan
oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
II.2.
Struktur Organisasi Balai BMKG
Adapun struktur organisasi Balai
BMKG secara garis besar, yaitu :
![]() |
II.3. Tugas dan Fungsi BMKG
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas :
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
·
Perumusan kebijakan nasional dan
kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Perumusan kebijakan teknis di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Koordinasi kebijakan, perencanaan
dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Pelaksanaan, pembinaan dan
pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Pelayanan data dan informasi di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Penyampaian informasi kepada
instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
·
Penyampaian informasi dan peringatan
dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan
bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Pelaksanaan kerja sama internasional
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Pelaksanaan penelitian, pengkajian,
dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Pelaksanaan, pembinaan, dan
pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Koordinasi dan kerja sama
instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
·
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
·
Pelaksanaan pendidikan profesional
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Pelaksanaan manajemen data di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·
Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan
tugas administrasi di lingkungan BMKG;
·
Pengelolaan barang milik/kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
·
Pengawasan atas pelaksanaan tugas di
lingkungan BMKG;
·
Penyampaian laporan, saran, dan
pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan
oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.
Adapun visi dan misi dari BMKG adalah:
a.
Visi
TERWUJUDNYA
BMKG YANG TANGGAP DAN MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, KUALITAS
UDARA DAN GEOFISIKA YANG HANDAL GUNA MENDUKUNG KESELAMATAN DAN KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN NASIONAL SERTA BERPERAN AKTIF DI TINGKAT INTERNASIONAL
b.
Misi
-
Mengamati dan memahami fenomena
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
-
Menyediakan data dan informasi
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika yang handal dan
terpercaya
-
Melaksanakan dan mematuhi kewajiban
internasional dalam bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan
Geofisika.
-
Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan
di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
II.4.
Balai Besar BMKG di Indonesia
Balai
|
Alamat
|
Telepon
|
Fax
|
Kepala Balai
|
Balai Besar wilayah I Medan
|
Jl. Ngumban Surbakti No.
15 Selayang II Medan
|
061-8222877,8222878
|
061-8222878
|
Drs. Herry Saroso
|
Balai Besar Wilayah II Ciputat
|
Jl. KP Bulak Raya Cempaka
Putih-Ciputat
|
021-7402739,7444338
|
021-7426485
|
Drs. Subardjo, Dipl.Seis
|
Balai Besar Wilayah III Deanpasar
|
Jl. Tuban Raya, Badung,
Bali
|
0361-751122
|
0361-757975
|
I Wayan Suardana, SE, MM
|
Balai Besar Wilayah IV Makassar
|
Jl. Racing Centre No.4
Panaikang KP 1351, Makassar
|
0411-456493
|
0411-449286
|
Pesoth Daniel, S.Si
|
Balai Besar Wilayah V Jayapura
|
Jl. Raya Abepura Entrop
Kp. 1572 Jayapura 99224
|
0967-535418
|
0967-534883
|
Drs. Rivai Manulak
|
II.5. Profil Balai BMKG Wilayah
III Denpasar, Bali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Wilayah III Denpasar merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Lembaga
Pemerintahan Non Departemen (LPND) Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG).Balai Besar Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, yang
membawahi 7 propinsi yaitu : Jawa Timur, Bali, NTB, NTT,
Kaltim, Kalteng dan Kalsel.
Nama Balai
: Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika Wilayah III
Alamat
: Jl.
Raya Tuban Badung
Desa/Kelurahan
: Tuban
Kecamatan
: Kuta
Kabupaten
: Badung
Provinsi
: Bali
Koordinat/Elevasi
: 08°44'21"S ; 115°10'43"E / 3.5m
Tahun
Operasi : 1982
Telephone/Fax : (0361)751122,753105 /
(0361)757975
Email : info@bmgbali.com
II.6. Struktur Organisasi Balai BMKG Wil.
III Denpasar, Bali
Adapun struktur organisasi Balai BMKG
Wil. III Denpasar, Bali adalah sebagai berikut:
![]() |
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 miliar tahun. Jarak antara Bumi
dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (Inggris: astronomical unit). Bumi
mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet
yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin surya, sinar ultraviolet dan radiasi dari luar angkasa.
Gambar 3.1: lapisan bumi
Lapisan udara ini
menyelimuti Bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini
dibagi menjadi Troposfer,Stratosfer, Mesosfer, Termosfer dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50
kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi Bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu
permukaan Bumi adalah antara -70 °C hingga 55 °C bergantung pada
iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di Bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi
mempunyai massa seberat 59.760 miliar ton, dengan luas permukaan 510
juta kilometerpersegi. Berat jenis
Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit
perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok
sebagai 1.
Bumi memiliki diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur
sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planetlain, dengan
gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan
Bumi diliputi air. UdaraBumi terdiri dari
78% nitrogen, 21% oksigen dan 1% uap air, karbondioksida dan gas lain.
Bumi diperkirakan
tersusun atas inti dalam Bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu
diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi Bumi dan
akhirnya sekali diselimuti oleh kerak Bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.
Kerak Bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak Bumi terbagi kepada
beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa Bumi. Titik tertinggi di permukaan Bumi
adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam
adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar
adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Massa Bumi kira-kira
adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium(13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai
unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti Bumi dipercaya
memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%)
dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.
Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak Bumi terdiri
dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak Bumi hampir
semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian
dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama
adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi
utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat
dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672
analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri
dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya terjadi dalam
jumlah yang kecil.
Menurut komposisi (jenis dari materialnya),
Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut:
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari
material)-nya, Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut:
§ Litosfir
§ Mesosfir
Inti Bumi bagian luar merupakan salah satu
bagian dalam Bumi yang melapisi inti Bumi bagian dalam. Inti Bumi bagian luar
mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti Bumi bagian
luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 °C.
Inti Bumi bagian
dalam merupakan bagian Bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti
Bumi. inti Bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. Inti Bumi
terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai
4800 °C.

Teori tektonika
Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap
adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah
mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad
ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Gambar 1.1: Sebaran Lempeng di dunia
Bagian terluar dari
interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan
dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karenaviskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi,
bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya
bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer
dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi,
terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil.
Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak
relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng,baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan),ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas
lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a
III.3. Perkembangan Teori
Tektonik Lempeng
Pada akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20, geolog berasumsi bahwa kenampakan-kenampakan utama
bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan kenampakan geologis seperti pegunungan bisa
dijelaskan dengan pergerakan vertikal kerak seperti dijelaskan dalam teori geosinklin. Sejak tahun 1596,
telah diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang berhadap-hadapan antara benua Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika Selatanmemiliki kemiripan
bentuk dan nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini akan semakin jelas jika
kita melihat tepi-tepi dari paparan benua di sana. Sejak
saat itu banyak teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini, tetapi
semuanya menemui jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya padat
menyulitkan penemuan penjelasan yang sesuai.
Penemuan radium dan sifat-sifat pemanasnya pada tahun 1896 mendorong
pengkajian ulang umur bumi, karena sebelumnya perkiraan didapatkan dari
laju pendinginannya dan dengan asumsi permukaan bumi beradiasi sepertibenda hitam. Dari perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa bahkan jika pada awalnya bumi adalah sebuah benda yang merah-pijar, suhu Bumi akan
menurun menjadi seperti sekarang dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya
sumber panas yang baru ditemukan ini maka para ilmuwan menganggap masuk akal
bahwa Bumi sebenarnya jauh lebih tua dan intinya masih cukup panas untuk berada
dalam keadaan cair.
Teori Tektonik
Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan
bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak
menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti
'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas
lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci
dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja
bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja
tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak. Di
kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini
kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di
dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
Bukti pertama bahwa
lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari penemuan
perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan ini
dinyatakan pertama kali pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956.
Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justeru lebih
mengarah ke pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading)
sebagai konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi
menghindarkan keharusan adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau
berekspansi (expanding earth) dengan memasukkan zona subduksi/hunjaman (subduction
zone), dan sesar translasi (translation fault). Pada waktu itulah
teori tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang radikal menjadi teori
yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan ilmuwan.
Penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic reversal) oleh geolog Harry Hammond Hess dan oseanograf Ron G. Mason menunjukkan dengan tepat mekanisme yang menjelaskan
pergerakan vertikal batuan yang baru.
Seiring dengan
diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan lajur-lajur sejajar
yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar laut pada kedua sisi mid-oceanic ridge, tektonik lempeng
menjadi diterima secara luas. Kemajuan pesat dalam teknik pencitraan seismik
mula-mula di dalam dan sekitar zona Wadati-Benioff dan beragam observasi geologis lainnya tak lama kemudian
mengukuhkan tektonik lempeng sebagai teori yang memiliki kemampuan yang luar
biasa dalam segi penjelasan dan prediksi.
Penelitian tentang
dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang
peranan penting dalam pengembangan teori ini. Sejalan dengan itu, teori
tektonik lempeng juga dikembangkan pada akhir 1960-an dan telah diterima secara
cukup universal di semua disiplin ilmu, sekaligus juga membaharui dunia ilmu
bumi dengan memberi penjelasan bagi berbagai macam fenomena geologis dan juga
implikasinya di dalam bidang lain seperti paleogeografi dan paleobiologi.
III.4. Sebaran Lempeng Tektonik di
Indonesia
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng
tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific.
Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai
Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan
Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan
terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan
tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini
menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena percepatan gelombang
seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak gempa bumi
terhadap bangunan bergantung pada beberapa hal; diantaranya adalah skala gempa,
jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan
kualitas bangunan.
![]() |
Gambar 3.2: Sebaran tektonik lempeng di
indonesia
Indonesia, juga merupakan negara yang secara
geologis memiliki posisi yang unik karena berada pada pusat tumbukan Lempeng
Tektonik Hindia Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara
dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Hal ini mengakibatkan Indonesia
mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc,
Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang berbatasan langsung
dengan zona tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif akibat patahan yang
biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah ini material batuan
penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik serta mengandung potensi
sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup besar. Volcanic arc merupakan
jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki topografi khas dengan
sumberdaya alam yang khas juga. Back arc merupakan bagian paling belakang dari
rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang
hampir seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut
memiliki kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain, baik
keanegaragaman hayatinya maupun keanekaragaman geologinya.
III.5.
Gempa Bumi
Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011(per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasiSkala Mercalli .
Tipe-tipe Gemapa
Bumi:
1.
Gempa Bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa Bumi tersebut hanya terasa di
sekitar gunung api tersebut.
2.
Gempa Bumi tektonik ; Gempa
Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil
hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau
bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh
bagian Bumi. Gempa Bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang
terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan
tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai
kecacatan tektonik. Teori dari tectonic
plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa Bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar
area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan
tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Jenis-jenis
Gempa Bumi:
1.
Gempa Bumi tumbukan ; Gempa
Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi,
jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
2.
Gempa Bumi runtuhan ; Gempa
Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,
gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
3.
Gempa Bumi buatan ; Gempa
Bumi buatan adalah gempa Bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia,
seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan Bumi.
Penyebab
terjadinya Gempa Bumi:
Kebanyakan gempa
Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya
terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling
parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain
juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat
menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi
(jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di
balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi
(jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke
dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa
juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para
ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan
oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

Gambar 3.5.1: Peta persebaran gempa bumi di Asia
![]() |
Gambar 3.5.2: Peta persebaran
gempa bumi di Indonesia
III.6. Seismologi
Seismologi adalah
studi tentang gempa bumi dan gelombang seismik yang bergerak melalui dan di
sekitar bumi. Seismolog
adalah
ilmuwan yang mempelajari gempa bumi dan gelombang seismik. Gelombang
seismik adalah
gelombang energi yang disebabkan oleh tiba-tiba memecah batu di dalam bumi atau
ledakan.Mereka adalah energi yang bergerak melalui bumi dan direkam pada
seismograf.
Ada
beberapa jenis gelombang seismik, dan mereka semua bergerak dalam cara yang
berbeda. Dua jenis utama dari
gelombang adalah gelombang tubuh dan gelombang permukaan. Gelombang tubuh dapat melakukan perjalanan
melalui lapisan dalam bumi, namun gelombang permukaan hanya bisa bergerak
sepanjang permukaan planet seperti riak di atas air.Gempa bumi memancarkan
energi seismik baik sebagai tubuh dan gelombang permukaan.
GELOMBANG TUBUH
Bepergian melalui interior bumi, gelombang tubuh tiba sebelum gelombang yang
dipancarkan oleh permukaan gempa bumi. Gelombang
ini dari frekuensi yang lebih tinggi dari gelombang permukaan.
GELOMBANG P

gambar 3.6.1: AP GELOMBANG BERGERAK MELALUI MEDIUM DENGAN CARA
KOMPRESI DAN DILATASI. PARTIKEL YANG DIWAKILI OLEH KUBUS DALAM MODEL INI.
GELOMBANG S
Tipe kedua gelombang tubuh adalah gelombang S atau gelombang
sekunder, yang merupakan
gelombang kedua Anda merasa pada saat gempa. Gelombang
S lebih lambat dari gelombang P dan hanya bisa bergerak melalui batuan padat,
tidak melalui medium cair. Ini
adalah properti dari gelombang S yang menyebabkan seismolog untuk menyimpulkan
bahwa inti luar bumi adalah cairan. Gelombang S memindahkan partikel batu
atas dan ke bawah, atau sisi ke sisi -. Perpindicular ke arah yang gelombang
adalah perjalanan di (arah propagasi gelombang) Klik di sini untuk melihat gelombang S dalam tindakan.

GAMBAR 3.6.2 - SEBUAH GELOMBANG S BERGERAK MELALUI MEDIUM. PARTIKEL YANG DIWAKILI OLEH KUBUS DALAM MODEL INI.
GELOMBANG PERMUKAAN
Perjalanan hanya melalui kerak, gelombang permukaan adalah dari frekuensi yang lebih
rendah dari gelombang tubuh, dan mudah dibedakan pada seismogram sebagai
hasilnya. Meskipun mereka tiba
setelah gelombang tubuh, itu adalah permukaan gelombang yang hampir enitrely
bertanggung jawab atas kerusakan dan kehancuran yang terkait dengan gempa bumi. Ini kerusakan dan kekuatan gelombang
permukaan yang berkurang pada gempa bumi yang lebih dalam.
GELOMBANG CINTA
Jenis pertama disebut gelombang permukaan gelombang Cinta, bernama setelah AEH Love, seorang
matematikawan Inggris yang bekerja di luar model matematika untuk jenis
gelombang pada tahun 1911. Ini
adalah gelombang permukaan tercepat dan tanah bergerak dari sisi ke sisi. Terbatas pada permukaan kerak,
gelombang Cinta seluruhnya menghasilkan gerak horisontal. Klik di sini untuk melihat gelombang Cinta dalam tindakan.

GAMBAR 3.6.3 - GELOMBANG CINTA BERGERAK MELALUI MEDIUM. PARTIKEL YANG DIWAKILI OLEH KUBUS DALAM MODEL INI.
GELOMBANG RAYLEIGH
Jenis lain dari gelombang permukaan adalah gelombang Rayleigh, yang bernama John William Strutt
untuk, Lord Rayleigh, yang matematis memprediksi adanya gelombang semacam ini
pada 1885. Sebuah gelombang
Rayleigh gulungan sepanjang tanah seperti gulungan gelombang di sebuah danau
atau samudra. Karena gulungan,
bergerak tanah atas dan bawah, dan sisi ke sisi dalam arah yang sama bahwa
gelombang itu bergerak. Sebagian
besar merasa gemetar dari gempa bumi adalah karena gelombang Rayleigh, yang
dapat jauh lebih besar daripada gelombang lainnya. Klik di sini untuk melihat gelombang Rayleigh dalam tindakan.

GAMBAR 3.6.4 - GELOMBANG RAYLEIGH BERGERAK MELALUI MEDIUM. PARTIKEL YANG DIWAKILI OLEH KUBUS DALAM MODEL INI.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Seismograf
![]() |
Pada pertengahan
abad ke-18, gempa bumi diukur dengan instrumen yang bernama seismokop. Seismokop adalah peralatan perekam gempa yang paling primitif. Seismokop terdiri dari sebuah kontainer sederhana berisi air atau
air raksa. Ketika terjadi gempa, cairan tersebut akan bergerak naik-turun
akibat getaran gempa yang terjadi.
Gambar 4.1. Seismograf
Terobosan besar
untuk pengukuran gempa bumi datang pada tahun 1920, ketika dua ilmuwan Amerika
mengembangkan alat yang disebut Wood-Anderson
seismograf. Alat ini lebih sensitif dibandingkan seismograf yang ada pada
masa itu, sehingga langsung banyak digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal
bakal seismograf yang sekarang ada dan berkembang. Saat ini, seismograf banyak
digunakan oleh Seismologist dalam mempelajari sesar dan gempa bumi.
Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat
atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari
alat ini disebut seismogram.
Prototipe dari alat ini
diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa
tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan perkembangan
teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga
bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer broadband.
Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada prinsipnya,
seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil.
Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan
bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.

Gambar 4.2. stasiun
seismograph, south georgia
Dahulu, seismograf
hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf sudah
dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf menggunakan dua
gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer.
Kedua jenis gerakan mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal
maupun gerakan horizontal tergantung daripendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.m Seismograf
modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis.
Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer.
VI.2. Software Penganalisa Gempa
Selama melakukan Kerja Praktek di
Balai BMKG Wilayah III Denpasar Bal, penulis dapat menganalisa secara langsung
gempa yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia bahkan di laur Indonesia.
Selain itu, dalam menganalisa sinyal-sinyal gemap yang terjadi Balai BMKG
Wilayah III Denpasar Bali menggunakan 3(tiga) software yaitu: +
a.
Onyx
System
Onyx
system merupakan software yang digunakan untuk meneliti gempa lokal yang
terjadi disekitar Bali. Sistem ini masih dikerjakan secara manual dalam
menentukan penjalaran gelombang P dan gelombang S, juga dalam menentukan
magnitude, kedalaman dan lokasi terjadinya gempa.
Beberapa
langkah dalam mengoperasikan Onyx System:









b.
Seiscomp
Seiscomp
merupakan perangkat lunak yang berasal dari Jerman. Seiscomp telah
berkembang dalam sekitar 10 tahun terakhir dari modul akuisisi murni untuk
perangkat lunak real-time monitoring gempa fitur lengkap. Protokol SeedLink
sekarang sangat populer untuk transmisi data seismik telah menjadi inti dari
SeisComP dari awal. Tambahan kemudian dimasukkan sederhana, acara deteksi murni
otomatis, lokasi dan kemampuan besarnya gempa.
Terutama dalam pengembangan generasi 3 SeisComP, juga dikenal sebagai "SeisComP 3", kemampuan pemrosesan otomatis telah ditambah dengan antarmuka pengguna grafis (GUI) untuk vizualization, meninjau acara cepat dan kontrol kualitas. Komunikasi antara modul dapat dicapai dengan menggunakan Penyebaran infrastruktur berbasis TCP / IP yang memungkinkan komputasi terdistribusi dan review terpencil. Untuk pertukaran metadata ekspor impor seismologi / ke / dari QuakeML tersedia, yang juga menyediakan antarmuka yang mudah dengan perangkat lunak pihak ke-3. Perkembangan operasional SeisComP3 awal berlangsung di GFZ antara 2006 dan 2008 dalam proyek GITEWS (Jerman Indonesia Sistem Peringatan Dini, Hanka dkk., 2010). Dari kelompok pengembangan operasional SeisComP3 perusahaan perangkat lunak gempa GmbH outsourcing.
Dan
pada 11 November telah di operasikan GITEWS. Hal ini dirasakan perlu setelah
gempa yang terjadi di Banda Aceh pada 26 Desember 2004.
Beberapa
fitur GITEWS:

Jika
tsunami terjadi di Indonesia, gelombang, dalam kasus yang ekstrim, akan
mencapai pantai dalam waktu 20 menit dan hanya sangat sedikit waktu tersisa
untuk memperingatkan daerah beresiko. Faktor
ini diambil sebagai pertimbangan utama ketika mengembangkan konsep untuk
keseluruhan sistem.
Gambar 4.3:
penjalaran sinyal GITEWS
Karena
lebih dari 90% dari semua hasil dari gempa bumi tsunami yang kuat, sistem ini
menggunakan program perangkat lunak operasional SeisComP3 untuk menentukan
dalam waktu dua menit, lokasi dan besaran gempa bumi.
Jaringan
seismologi di Indonesia saat ini seluruh avails lebih dari 120 stasiun. Perangkat
lunak operasional SeisComP3 juga digunakan dalam Sistem Peringatan Tsunami Dini
India. Selanjutnya software ini juga digunakan di Maladewa,
Pakistan, Thailand dan di Afrika Selatan.
Selain itu, sistem
ini juga menggunakan Tide gauges
terintegrasi dengan penerima GPS untuk menerima data permukaan laut
(perpindahan vertikal dan horisontal) dari sembilan lokasi di Samudera Hindia.
GPS Buoy untuk bekerja secara independen sebagai alat ukur untuk deteksi
tsunami dan sebagai stasiun relay dari 10 lokasi yang direncanakan. Sebuah software TsunAWI baru untuk mensimulasikan dan
mensintesis gambaran situasi secara keseluruhan dengan membandingkan dengan
data base. Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
yang mengkompilasi semua data yang tersedia, informasi dan aliran pemodelan
untuk mencapai keputusan tentang apakah peringatan tsunami untuk disebarluaskan
atau tidak.
Berdasarkan informasi yang tersedia, orang yang
bertanggung jawab pada tugas di Pusat Peringatan bisa sangat cepat mendapatkan
gambaran situasi dan menghasilkan saran untuk mengambil keputusan cepat dan
handal.
Tampilan Seiscomp
:
scolv menyediakan seluruh
fungsi untuk meninjau dan merevisi parameter
gempa. "Lokasi"
tab menunjukkan informasi rinci tentang fase terkait dan residu dari
informasi dan tambahan hiposenter, waktu, distribusi satsiun dan membantu untuk
menemukan outlier,
![]() |
Keterangan
gambar : Redo/undo=beralih kelokasi lain atau berikutnya, Summary=informasi
terkini, Tab 1-4=tab lokasi scolv, Map=Peta, Information=informasi menngenai
waktu, kedalaman, pusat gempa, jumlah fase, RMS, Azimuth, dan jarak kesenjangan
stasiun minimum. Tab 5-7=
Kedatangan plot residual terhadap jarak dan azimut (linier dan kutub)dalam tab terpisah, List=tabel yang berisi informasi
aliran dan informasi fase, Depth=kedalaman, B1=picker, B2=import picker,
B3=Relocate, B4=computed magnitude, B5= commit, Publish=tombol publikasi
kejadian, status=ctatus koneksi.
Saat sebuah kejadian direlokasi
besaran baru dapat di hitung dengan menggunakan “compute megnitude” pada tombol
“location” tab. Keuntungan dari menggunakan “compute magnitude” sebelum
melakukan kejadian yang baru adalah kita bisa memeriksa besaran yang di
hasilkan sebelum dipublikasikan ke sistem. Sebuah jendela akan muncul seperti
gambar di bawah dan konfirmasi degan menekan tombol “OK”.
![]() |
||
![]() |


Tab “Event” memberikan semua
informasi terkait besarnya kejadian yang sebenarnya. Besaran untuk setiap
kejadian dapat dilihat pada jendela seperti gambar berikut:
![]() |
Keterangan gambar:Origin List = daftar semua asal-usul yang terkait; Magnitude
List = daftra magnitude; Messages = Pesan dari kejadian, B1 = memilih tipe
kejadian; B2 = button to fix the selected origin as preferred; B3 = button to
let scevent select the preferred origin; B4 = button to fix the selected
magnitude as preferred; B5 = button to let scevent select the preferred
magnitude.
Tab “Event” memberikan gambaran kejadian dalam jangka waktu yang
di tetapkan. Informasi tentang waktu, jumlah fase, besarnya magnitude, pusat
gempa dan kedalaman, status kejdian, daerah, lembaga dan acara /ID asal.
![]() |
Keterangn gambar :Event list = summary of events with
status information that consist on the review status (automatic, manual or
confirmed), the publish status (star) - the published origin is marked with >
and imported origins from other institutes (+) that are identified by different
agency IDs; Reading1 = Load events of the last days; Reading2 = Load events for
specific timespan; List options = Show fake events and show only preferred/last
origin per agency; Status = Connection status.
Picker
manual dirancang untuk meninjau atau merevisi picks otomatis dan untuk memilih
secara manual. Tab ini juga menyediakan tombol zoom/scalling, penyaringan,
penyelarsan fase, pemilahan, pemilihan komponen dan menambahkan stasiun dan
relokasi.
![]() |
Keterangan
gambar: Scale = Time and
amplitude scaling of the trace overview and/or the zoomed trace; Sort = Sorting
of traces by residual or distance; Align = Aligning traces by P- or S-phase or
by origin time; Component = Selection of Z-, N- or E-component; Distance =
Loading all stations in a defined distance range and toggle display of all
traces or only active traces; Mode = Choose picking mode; Filter = Selector of
predefined filters, Locate = Button to relocate with the actual picks; Info =
Stream information of the zoomed trace; Accept = accept a pick; Deactivate =
De-/Reactivating an active or deactivated pick; Delete = Deleting the actual
manual pick; Pick1 = theoretical; Pick2 = manual pick (green); Pick3 = arrival
unassociated automatic pick (light red), associated picks (dark red); Time =
time scale (absolute in origin time alignment, relative in phase alignment);
Active trace = Selected trace shown in zoom window; Status = connection status.
BAB V
PENUTUP
V.1.
Kesimpulan
a.
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG
mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan beberapa
fungsi.
b.
Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis
bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa.
c.
Ada beberapa gelombang yang diterima oleh seismograf yaitu
gelombang P, gelombang S, gelombang Love, Gelombang Reyleight. Namun, yang
dianalisa secara langsung di Onyx system dan seiscomp3 hanyalah Gelombang P dan
Gelombang S.
d. Di BMKG Wil. III
Denpasar, Bali menggunakan software Onyx system dan seiscomp3 dimana Onyx
system merupakan
software yang digunakan untuk meneliti gempa lokal yang terjadi disekitar Bali.
Sistem ini masih dikerjakan secara manual dalam menentukan penjalaran gelombang
P dan gelombang S, juga dalam menentukan magnitude, kedalaman dan lokasi
terjadinya gempa. Sedangkan Seiscomp3
merupakan perangkat lunak yang berasal dari Jerman. Seiscomp telah berkembang dalam sekitar
10 tahun terakhir dari modul akuisisi murni untuk perangkat lunak real-time
monitoring gempa fitur lengkap. Protokol SeedLink sekarang sangat populer untuk
transmisi data seismik telah menjadi inti dari SeisComP dari awal. Tambahan
kemudian dimasukkan sederhana, acara deteksi murni otomatis, lokasi dan
kemampuan besarnya gempa.
e.
Dalam melakukan Kerja Pratek Mahasiswa dapat
mengaplikasikan teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan cara meneliti
secara langsung kerja seimograf dan mengolah sendiri data gempa yang diperoleh
dengan menggunakan software yang ada di BMKG wil. III Denpasar, Bali.
f.
Dalam dunia kerja, kita sangat membutuhkan kedisiplinan
dan ketelitian dalam bekerja. Selain itu, kita juga perlu soft skill dan hard
skill sebagai penunjang untuk bisa bekerja dengan lebih baik. Kita juga harus
bisa bekerja sama dengan orang lain agar tercipta kominikasi dan saling
mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
JIKA ANDA MENGALAMI KESULITAN SILAHKAN MENGHUBUNGI MELALUI FACEBOOK DAN CONTACT PERSON
LAMPIRAN