Minggu, 17 Juni 2012

PENGGUNAAN SISTEM ONYX DAN SEISCOMP GEMPA BUMI


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR  BELAKANG

Dengan laju perkembangan teknologi di dunia khususnya di Indonesia, dewasa ini bermunculan barang-barang yang mutakhir dengan segala macam ragam dan ciri khas masing-masing. Demikian halnya dengan industri yang berhubungan erat dengan teknologi. Dalam pengolahan suatu bahan industri selalu menggunakan alat-alat yang canggih unuk mempercepat terjadinya proses. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka ilmu di bidang industripun semakin meningkat, khususnya industri teknologi.

Dalam menghadapi hal tersebut di butuhkan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia agar dapat mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan tersebut di butuhkan media-media yang bertugas untuk menggali dan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang tersedia. Oleh karena itu, terciptalah lembaga-lembaga pendidikan yang salah satunya dapat menunjang teknologi tersebut.

Namun, lembaga-lembaga keilmuan tersebut tidak dapat sepenuhnya merealisasikan keinginan mulia tersebut tanpa adanya peran serta dari elemen masyarakat, dalam hal ini adalah dunia industri. Sebab sebuah bidang keilmuan tidak akan berarti tanpa sebuah aplikasi yang di landasi dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang di peroleh di lapangan. Oleh karena itu, program Kerja Praktek  ini di laksanakan untuk menyelaraskan antara teori yang di peroleh dari lembaga pendidikan dengan yang di peroleh di lapangan. Dengan ini di harapkan agar tercipta sumber daya manusia yang kompetitif dengan ilmu yang di peroleh di bangku perkuliahan serta pengalaman yang di peroleh dari dunia industri.

Bagi penulis sendiri, latar belakang dilakukannya Kerja Praktek ini selain sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan di program studi Strata-1 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, penulis juga ingin menggali pengalaman serta potensi di lapangan dan ikut langsung dalam dunia industri. Dengan demikian, penulis dapat menyelaraskan ilmu yang di peroleh di kampus dengan ilmu yang di peroleh dilapangan.


I.2. TUJUAN KERJA PRAKTEK
Adapun tujuan Kerja Praktek:
a.    Lebih mengatahui tentang instansi BMKG secara umum dan BMKG Wil. III Denpasar bali secara khusus.
b.    Mengetahui cara kerja seismograf dan pengolahan data gempa yang diterima.
c.    Memperoleh pengetahuan tentang software yang digunakan dalam mengalisa gempa.
d.   Mampu mengaplikasikan teori yang diterima dibangku kuliah.
e.    Memperoleh wawasan tenatang dunia kerja yang sesungguhnya.

I.3 Manfaat Kerja Praktek

I.3.1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi mahasiswa yang bersangkutan apabila telah menyelesaikan perkuliahannya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa kuliah dan sekalian menambah wawasan dan pengalaman.
c. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dengan praktek di lapangan, khususnya di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
d. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.

I.3.2. Manfaat Bagi Akademik
a. Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya Akademik dengan Instansi.
b. Dapat mempromosikan keberadaan Akademik di tengah-tengah dunia kerja khususnya Instansi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang profesional dan kompeten di bidang masing-masing.
I.3.3. Manfaat Bagi Instansi
a. Dapat menigkatkan kerjasama antara Akademik dengan Instansi/Lembaga.
b. Membantu Instansi/Lembaga dalam menyelesaikan tugas sehari-hari selama Kerja Praktek

I.4 Ruang lingkup Permasalahan
Adapun ruang lingkup permasalahan yang penulis paparkan dan akan di bahas disini yakni sebatas persoalan mengenai Proses terjadinya gempa serta gelombang-gelombang yang dapat diterima oleh sistem yang ada di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Bali.

I.5. Waktu dan tempat
Adapun kerja praktek ini di laksanakan di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasara Bali. Tepatnya di Jl. Raya Tuban Badung, Kec. Kuta, Kab. Badung, Bali. Pelaksanaan teknis nya di lakukan selama 1(satu) bulan yaitu dari tanggal 2 Januari 2012 sampai 1 Februari 2012. Jam kerjanya yaitu dari pukul 09.00 WITA – 15.00 WITA, dari hari Senin sampai Sabtu.

I.6. Metode Pegumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang penulis lakukan diantaranya yaitu:
a. Qustioner (tanya jawab)
Pada metode ini penulis melakukan tanya jawab kepada pihak pembimbing di saat melakukan kerja praktek.
b. Terjun langsung kelapangan untuk melihat dan melakukan penganalisaan
Disini penulis melihat langsung apa yang dilakukan oleh para pekerja dalam mengamati, menganalisa dan menyalurkan informasi ke masyarakat.
c. Riset perpustakaan dan internet.
Disini penulis mencari tahu sebagian data dari buku-buku yang ada di Balai BMKG dan mencari di internet dengan menggunakan layanan internet yang ada di Balai BMKG




BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN/ LEMBAGA

II.1. Sejaraha berdirinya Balai BMKG


Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.

Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.

Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.

Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.

Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.











II.2. Struktur Organisasi Balai BMKG
Adapun struktur organisasi Balai BMKG secara garis besar, yaitu :


 
















II.3. Tugas dan Fungsi BMKG
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :

·         Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
·         Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
·         Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
·         Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
·         Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.

Adapun visi dan misi dari BMKG adalah:
a.       Visi
TERWUJUDNYA BMKG YANG TANGGAP DAN MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, KUALITAS UDARA DAN GEOFISIKA YANG HANDAL GUNA MENDUKUNG KESELAMATAN DAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN NASIONAL SERTA BERPERAN AKTIF DI TINGKAT INTERNASIONAL
b.      Misi
-          Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
-          Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya
-          Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
-          Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.




II.4. Balai Besar BMKG di  Indonesia
Balai
Alamat
Telepon
Fax
Kepala Balai
Balai Besar wilayah I Medan
Jl. Ngumban Surbakti No. 15 Selayang II Medan
061-8222877,8222878
061-8222878
Drs. Herry Saroso
Balai Besar Wilayah II Ciputat
Jl. KP Bulak Raya Cempaka Putih-Ciputat
021-7402739,7444338
021-7426485
Drs. Subardjo, Dipl.Seis
Balai Besar Wilayah III Deanpasar
Jl. Tuban Raya, Badung, Bali
0361-751122
0361-757975
I Wayan Suardana, SE, MM
Balai Besar Wilayah IV Makassar
Jl. Racing Centre No.4 Panaikang KP 1351, Makassar
0411-456493
0411-449286
Pesoth Daniel, S.Si
Balai Besar Wilayah V Jayapura
Jl. Raya Abepura Entrop Kp. 1572 Jayapura 99224
0967-535418
0967-534883
Drs. Rivai Manulak

II.5. Profil Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Bali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Lembaga
Pemerintahan Non Departemen (LPND) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).Balai Besar Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, yang membawahi 7 propinsi yaitu : Jawa Timur, Bali, NTB, NTT,
Kaltim, Kalteng dan Kalsel.
Nama Balai                    : Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III
Alamat                           : Jl. Raya Tuban Badung
Desa/Kelurahan             : Tuban
Kecamatan                     : Kuta
Kabupaten                     : Badung
Provinsi                         : Bali
Koordinat/Elevasi           : 08°44'21"S ; 115°10'43"E / 3.5m
Tahun Operasi                : 1982
Telephone/Fax                : (0361)751122,753105  / (0361)757975
Email                              : info@bmgbali.com








II.6. Struktur Organisasi Balai BMKG Wil. III Denpasar, Bali
Adapun struktur organisasi Balai BMKG Wil. III Denpasar, Bali adalah sebagai berikut:


 





























BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-MwS8OtuZafl7Sx6FBdTzoeR_g56PR38_k59Wna0jTloI68V23Q4-hA_d9hoyu06J8Znz7Wd9vOiu95jugEi33BOvj-v749B71G0RyKm5n8Xk7l-b_l6K2XD6ssXkNjHwqTQ7umg2bz4/s1600/lapisan.gifIII.1. Lapisan-Lapisan Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 miliar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (Inggris: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin surya, sinar ultraviolet dan radiasi dari luar angkasa.
Gambar 3.1: lapisan bumi
Lapisan udara ini menyelimuti Bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer,Stratosfer, Mesosfer, Termosfer dan Eksosfer.

Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi Bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan Bumi adalah antara -70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di Bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 miliar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometerpersegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.

Bumi memiliki diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planetlain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan Bumi diliputi air. UdaraBumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen dan 1% uap air, karbondioksida dan gas lain.

Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam Bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi Bumi dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak Bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.

Kerak Bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak Bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa Bumi. Titik tertinggi di permukaan Bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.

Massa Bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium(13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti Bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.

Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak Bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak Bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.

Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut:

Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material)-nya, Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut:
Inti Bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam Bumi yang melapisi inti Bumi bagian dalam. Inti Bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti Bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 °C.

Inti Bumi bagian dalam merupakan bagian Bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti Bumi. inti Bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. Inti Bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800 °C.

Berkas:Plates tect2 id.svgIII.2. Teori Tektonik Lempeng
Teori tektonika Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Gambar 1.1: Sebaran Lempeng di dunia

Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karenaviskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.

Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng,baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan),ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a

III.3. Perkembangan Teori Tektonik Lempeng
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geolog berasumsi bahwa kenampakan-kenampakan utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan kenampakan geologis seperti pegunungan bisa dijelaskan dengan pergerakan vertikal kerak seperti dijelaskan dalam teori geosinklin. Sejak tahun 1596, telah diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang berhadap-hadapan antara benua Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika Selatanmemiliki kemiripan bentuk dan nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini akan semakin jelas jika kita melihat tepi-tepi dari paparan benua di sana.  Sejak saat itu banyak teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini, tetapi semuanya menemui jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya padat menyulitkan penemuan penjelasan yang sesuai.

Penemuan radium dan sifat-sifat pemanasnya pada tahun 1896 mendorong pengkajian ulang umur bumi,  karena sebelumnya perkiraan didapatkan dari laju pendinginannya dan dengan asumsi permukaan bumi beradiasi sepertibenda hitam. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahkan jika pada awalnya bumi adalah sebuah benda yang merah-pijar, suhu Bumi akan menurun menjadi seperti sekarang dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya sumber panas yang baru ditemukan ini maka para ilmuwan menganggap masuk akal bahwa Bumi sebenarnya jauh lebih tua dan intinya masih cukup panas untuk berada dalam keadaan cair.

Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.

Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan ini dinyatakan pertama kali pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justeru lebih mengarah ke pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading) sebagai konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi menghindarkan keharusan adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau berekspansi (expanding earth) dengan memasukkan zona subduksi/hunjaman (subduction zone), dan sesar translasi (translation fault). Pada waktu itulah teori tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang radikal menjadi teori yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan ilmuwan. Penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic reversal) oleh geolog Harry Hammond Hess dan oseanograf Ron G. Mason  menunjukkan dengan tepat mekanisme yang menjelaskan pergerakan vertikal batuan yang baru.

Seiring dengan diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan lajur-lajur sejajar yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar laut pada kedua sisi mid-oceanic ridge, tektonik lempeng menjadi diterima secara luas. Kemajuan pesat dalam teknik pencitraan seismik mula-mula di dalam dan sekitar zona Wadati-Benioff dan beragam observasi geologis lainnya tak lama kemudian mengukuhkan tektonik lempeng sebagai teori yang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam segi penjelasan dan prediksi.

Penelitian tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam pengembangan teori ini. Sejalan dengan itu, teori tektonik lempeng juga dikembangkan pada akhir 1960-an dan telah diterima secara cukup universal di semua disiplin ilmu, sekaligus juga membaharui dunia ilmu bumi dengan memberi penjelasan bagi berbagai macam fenomena geologis dan juga implikasinya di dalam bidang lain seperti paleogeografi dan paleobiologi.

III.4. Sebaran Lempeng Tektonik di Indonesia
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak gempa bumi terhadap bangunan bergantung pada beberapa hal; diantaranya adalah skala gempa, jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas bangunan.



Kondisi Tektonik di Kepulauan Indonesia
 








Gambar 3.2: Sebaran tektonik lempeng di indonesia

Indonesia, juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik karena berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc, Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah ini material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik serta mengandung potensi sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup besar. Volcanic arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki topografi khas dengan sumberdaya alam yang khas juga. Back arc merupakan bagian paling belakang dari rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hampir seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain, baik keanegaragaman hayatinya maupun keanekaragaman geologinya.

III.5. Gempa Bumi

Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011(per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasiSkala Mercalli .

Tipe-tipe Gemapa Bumi:
1.    Gempa Bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa Bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2.    Gempa Bumi tektonik ; Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa Bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa Bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

Jenis-jenis Gempa Bumi:
1.    Gempa Bumi tumbukan ; Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
2.    Gempa Bumi runtuhan ; Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
3.    Gempa Bumi buatan ; Gempa Bumi buatan adalah gempa Bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan Bumi.

Penyebab terjadinya Gempa Bumi:
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

http://4.bp.blogspot.com/-0FkySF0BnmA/TfbOSYWHlHI/AAAAAAAAB0o/o2pY1vnnUOA/s1600/Peta+gempa+Indonesia.jpg 















Gambar 3.5.1: Peta persebaran gempa bumi di Asia


http://www.papuaweb.org/gb/peta/g-bumi/_misc/indonesia.gif
 













Gambar 3.5.2: Peta persebaran gempa bumi di Indonesia



III.6. Seismologi
Seismologi adalah studi tentang gempa bumi dan gelombang seismik yang bergerak melalui dan di sekitar bumi. Seismolog adalah ilmuwan yang mempelajari gempa bumi dan gelombang seismik. Gelombang seismik adalah gelombang energi yang disebabkan oleh tiba-tiba memecah batu di dalam bumi atau ledakan.Mereka adalah energi yang bergerak melalui bumi dan direkam pada seismograf.

Ada beberapa jenis gelombang seismik, dan mereka semua bergerak dalam cara yang berbeda. Dua jenis utama dari gelombang adalah  gelombang tubuh dan gelombang permukaan. Gelombang tubuh dapat melakukan perjalanan melalui lapisan dalam bumi, namun gelombang permukaan hanya bisa bergerak sepanjang permukaan planet seperti riak di atas air.Gempa bumi memancarkan energi seismik baik sebagai tubuh dan gelombang permukaan.
GELOMBANG TUBUH
Bepergian melalui interior bumi, gelombang tubuh tiba sebelum gelombang yang dipancarkan oleh permukaan gempa bumi. Gelombang ini dari frekuensi yang lebih tinggi dari gelombang permukaan.
GELOMBANG P
http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/images/P-wave_medium.jpgJenis pertama dari gelombang tubuh adalah gelombang P atau gelombang primer. Ini adalah jenis gelombang seismik tercepat, dan, akibatnya, yang pertama untuk 'tiba' di sebuah stasiun seismik. Gelombang P dapat bergerak melalui batuan padat dan cairan, seperti air atau cairan lapisan bumi. Ini mendorong dan menarik batu bergerak melalui gelombang suara seperti mendorong dan menarik udara. Pernahkah Anda mendengar gemuruh guntur besar dan mendengar suara jendela pada waktu yang sama? Rentetan jendela karena gelombang suara yang mendorong dan menarik pada kaca jendela seperti gelombang P push dan pull di atas batu. Kadang-kadang binatang dapat mendengar gelombang P dari gempa bumi. Anjing, misalnya, biasanya mulai menggonggong histeris sebelum 'hits' gempa bumi (atau lebih khusus, sebelum gelombang permukaan tiba). Biasanya orang hanya bisa merasakan benjolan dan rentetan gelombang ini.  Gelombang P adalah juga dikenal sebagai gelombang tekanan, karena mendorong dan menarik mereka lakukan.Mengalami gelombang P, partikel bergerak dalam arah yang sama bahwa gelombang ini bergerak, yang merupakan arah bahwa energi ini adalah perjalanan, dan kadang-kadang disebut 'arah propagasi gelombang’. 
gambar 3.6.1: AP GELOMBANG BERGERAK MELALUI MEDIUM DENGAN CARA KOMPRESI DAN DILATASI. PARTIKEL YANG DIWAKILI OLEH KUBUS DALAM MODEL INI.
GELOMBANG S
Tipe kedua gelombang tubuh adalah gelombang S atau gelombang sekunder, yang merupakan gelombang kedua Anda merasa pada saat gempa. Gelombang S lebih lambat dari gelombang P dan hanya bisa bergerak melalui batuan padat, tidak melalui medium cair. Ini adalah properti dari gelombang S yang menyebabkan seismolog untuk menyimpulkan bahwa inti luar bumi adalah cairan. Gelombang S memindahkan partikel batu atas dan ke bawah, atau sisi ke sisi -. Perpindicular ke arah yang gelombang adalah perjalanan di (arah propagasi gelombang) Klik di sini untuk melihat gelombang S dalam tindakan.
http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/images/S-wave_medium.jpg

GAMBAR 3.6.2 - SEBUAH GELOMBANG S BERGERAK MELALUI MEDIUM. PARTIKEL YANG DIWAKILI OLEH KUBUS DALAM MODEL INI.


GELOMBANG PERMUKAAN
Perjalanan hanya melalui kerak, gelombang permukaan adalah dari frekuensi yang lebih rendah dari gelombang tubuh, dan mudah dibedakan pada seismogram sebagai hasilnya. Meskipun mereka tiba setelah gelombang tubuh, itu adalah permukaan gelombang yang hampir enitrely bertanggung jawab atas kerusakan dan kehancuran yang terkait dengan gempa bumi. Ini kerusakan dan kekuatan gelombang permukaan yang berkurang pada gempa bumi yang lebih dalam.
GELOMBANG CINTA
Jenis pertama disebut gelombang permukaan gelombang Cinta, bernama setelah AEH Love, seorang matematikawan Inggris yang bekerja di luar model matematika untuk jenis gelombang pada tahun 1911. Ini adalah gelombang permukaan tercepat dan tanah bergerak dari sisi ke sisi. Terbatas pada permukaan kerak, gelombang Cinta seluruhnya menghasilkan gerak horisontal. Klik di sini untuk melihat gelombang Cinta dalam tindakan.
http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/images/Love_medium.jpg

GAMBAR 3.6.3 - GELOMBANG CINTA BERGERAK MELALUI MEDIUM. PARTIKEL YANG DIWAKILI OLEH KUBUS DALAM MODEL INI. 




GELOMBANG RAYLEIGH
Jenis lain dari gelombang permukaan adalah gelombang Rayleigh, yang bernama John William Strutt untuk, Lord Rayleigh, yang matematis memprediksi adanya gelombang semacam ini pada 1885. Sebuah gelombang Rayleigh gulungan sepanjang tanah seperti gulungan gelombang di sebuah danau atau samudra. Karena gulungan, bergerak tanah atas dan bawah, dan sisi ke sisi dalam arah yang sama bahwa gelombang itu bergerak. Sebagian besar merasa gemetar dari gempa bumi adalah karena gelombang Rayleigh, yang dapat jauh lebih besar daripada gelombang lainnya. Klik di sini untuk melihat gelombang Rayleigh dalam tindakan.
http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/images/Rayleigh_medium.jpg

GAMBAR 3.6.4 - GELOMBANG RAYLEIGH BERGERAK MELALUI MEDIUM. PARTIKEL YANG DIWAKILI OLEH KUBUS DALAM MODEL INI.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Seismograf


 
Pada pertengahan abad ke-18, gempa bumi diukur dengan instrumen yang bernama seismokop. Seismokop adalah peralatan perekam gempa yang paling primitif. Seismokop terdiri dari sebuah kontainer sederhana berisi air atau air raksa. Ketika terjadi gempa, cairan tersebut akan bergerak naik-turun akibat getaran gempa yang terjadi.
Gambar 4.1. Seismograf

Terobosan besar untuk pengukuran gempa bumi datang pada tahun 1920, ketika dua ilmuwan Amerika mengembangkan alat yang disebut Wood-Anderson seismograf. Alat ini lebih sensitif dibandingkan seismograf yang ada pada masa itu, sehingga langsung banyak digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal bakal seismograf yang sekarang ada dan berkembang. Saat ini, seismograf banyak digunakan oleh Seismologist dalam mempelajari sesar dan gempa bumi.

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.

Prototipe dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer broadband.

Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.

http://geophysics.ou.edu/solid_earth/readings/global_seismograph_station.jpgSeismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa.

Gambar 4.2. stasiun seismograph, south georgia

Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua jenis gerakan mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan horizontal tergantung daripendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.m Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer.

VI.2. Software  Penganalisa Gempa
Selama melakukan Kerja Praktek di Balai BMKG Wilayah III Denpasar Bal, penulis dapat menganalisa secara langsung gempa yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia bahkan di laur Indonesia. Selain itu, dalam menganalisa sinyal-sinyal gemap yang terjadi Balai BMKG Wilayah III Denpasar Bali menggunakan 3(tiga) software yaitu: +
a.    Onyx System
Onyx system merupakan software yang digunakan untuk meneliti gempa lokal yang terjadi disekitar Bali. Sistem ini masih dikerjakan secara manual dalam menentukan penjalaran gelombang P dan gelombang S, juga dalam menentukan magnitude, kedalaman dan lokasi terjadinya gempa.




Beberapa langkah dalam mengoperasikan Onyx System:

b.    Seiscomp
Seiscomp merupakan perangkat lunak yang berasal dari Jerman. Seiscomp telah berkembang dalam sekitar 10 tahun terakhir dari modul akuisisi murni untuk perangkat lunak real-time monitoring gempa fitur lengkap. Protokol SeedLink sekarang sangat populer untuk transmisi data seismik telah menjadi inti dari SeisComP dari awal. Tambahan kemudian dimasukkan sederhana, acara deteksi murni otomatis, lokasi dan kemampuan besarnya gempa.

Terutama dalam pengembangan generasi 3 SeisComP, juga dikenal sebagai "SeisComP 3", kemampuan pemrosesan otomatis telah ditambah dengan antarmuka pengguna grafis (GUI) untuk vizualization, meninjau acara cepat dan kontrol kualitas. Komunikasi antara modul dapat dicapai dengan menggunakan Penyebaran infrastruktur berbasis TCP / IP yang memungkinkan komputasi terdistribusi dan review terpencil. Untuk pertukaran metadata ekspor impor seismologi / ke / dari QuakeML tersedia, yang juga menyediakan antarmuka yang mudah dengan perangkat lunak pihak ke-3. Perkembangan operasional SeisComP3 awal berlangsung di GFZ antara 2006 dan 2008 dalam proyek GITEWS (Jerman Indonesia Sistem Peringatan Dini, Hanka dkk., 2010). Dari kelompok
pengembangan operasional SeisComP3 perusahaan perangkat lunak gempa GmbH outsourcing.

Dan pada 11 November telah di operasikan GITEWS. Hal ini dirasakan perlu setelah gempa yang terjadi di Banda Aceh pada 26 Desember 2004.

Beberapa fitur GITEWS:
http://www.marinebuzz.com/marinebuzzuploads/TsunamiWarningIndonesia_147E2/GITEWS_1.jpgSistem ini khusus dibuat untuk menyesuaikan Indonesia dan berbeda dari Sistem Peringatan Tsunami Dini yang lain karena menggunakan prosedur ilmiah baru dan teknologi.
Jika tsunami terjadi di Indonesia, gelombang, dalam kasus yang ekstrim, akan mencapai pantai dalam waktu 20 menit dan hanya sangat sedikit waktu tersisa untuk memperingatkan daerah beresiko. Faktor ini diambil sebagai pertimbangan utama ketika mengembangkan konsep untuk keseluruhan sistem.
Gambar 4.3: penjalaran sinyal GITEWS
Karena lebih dari 90% dari semua hasil dari gempa bumi tsunami yang kuat, sistem ini menggunakan program perangkat lunak operasional SeisComP3 untuk menentukan dalam waktu dua menit, lokasi dan besaran gempa bumi. 
Jaringan seismologi di Indonesia saat ini seluruh avails lebih dari 120 stasiun. Perangkat lunak operasional SeisComP3 juga digunakan dalam Sistem Peringatan Tsunami Dini India. Selanjutnya software ini juga digunakan di Maladewa, Pakistan, Thailand dan di Afrika Selatan.

Selain itu, sistem ini juga menggunakan Tide gauges terintegrasi dengan penerima GPS untuk menerima data permukaan laut (perpindahan vertikal dan horisontal) dari sembilan lokasi di Samudera Hindia. GPS Buoy untuk bekerja secara independen sebagai alat ukur untuk deteksi tsunami dan sebagai stasiun relay dari 10 lokasi yang direncanakan. Sebuah software TsunAWI baru untuk mensimulasikan dan mensintesis gambaran situasi secara keseluruhan dengan membandingkan dengan data base. Sistem Pendukung Keputusan (DSS) yang mengkompilasi semua data yang tersedia, informasi dan aliran pemodelan untuk mencapai keputusan tentang apakah peringatan tsunami untuk disebarluaskan atau tidak.
Berdasarkan informasi yang tersedia, orang yang bertanggung jawab pada tugas di Pusat Peringatan bisa sangat cepat mendapatkan gambaran situasi dan menghasilkan saran untuk mengambil keputusan cepat dan handal.
            Tampilan Seiscomp :
scolv menyediakan seluruh fungsi untuk meninjau dan merevisi parameter gempa. "Lokasi" tab menunjukkan informasi rinci tentang fase terkait dan residu dari informasi dan tambahan hiposenter, waktu, distribusi satsiun dan membantu untuk menemukan outlier,


http://www.seiscomp3.org/raw-attachment/wiki/doc/applications/scolv/Location_tab_of_scolv.jpg
 












Keterangan gambar : Redo/undo=beralih kelokasi lain atau berikutnya, Summary=informasi terkini, Tab 1-4=tab lokasi scolv, Map=Peta, Information=informasi menngenai waktu, kedalaman, pusat gempa, jumlah fase, RMS, Azimuth, dan jarak kesenjangan stasiun minimum. Tab 5-7= Kedatangan plot residual terhadap jarak dan azimut (linier dan kutub)dalam tab terpisah, List=tabel yang berisi informasi aliran dan informasi fase, Depth=kedalaman, B1=picker, B2=import picker, B3=Relocate, B4=computed magnitude, B5= commit, Publish=tombol publikasi kejadian, status=ctatus koneksi.











Saat sebuah kejadian direlokasi besaran baru dapat di hitung dengan menggunakan “compute megnitude” pada tombol “location” tab. Keuntungan dari menggunakan “compute magnitude” sebelum melakukan kejadian yang baru adalah kita bisa memeriksa besaran yang di hasilkan sebelum dipublikasikan ke sistem. Sebuah jendela akan muncul seperti gambar di bawah dan konfirmasi degan menekan tombol “OK”.





http://www.seiscomp3.org/raw-attachment/wiki/doc/applications/scolv/Calculate_magnitudes_window_of_scolv.jpg


http://www.seiscomp3.org/raw-attachment/wiki/doc/applications/scolv/Calculate_magnitudes_window_of_scolv.jpg
 


























http://www.seiscomp3.org/raw-attachment/wiki/doc/applications/scolv/Magnitudes_tab_of_scolv.jpgTab “Magnitude” akan menampilkan semua informasi yang ada untuk di pilih. Untuk setiap jenis yang berbeda (mb,mB, MLV, Mw(mB), Mjma) besaran stasium ditampilkan dalam plot dan tabel. Plot visualisasi besarnya berbeda antara stasiun dan jaringan untuk jarak stasiun yang berbeda. Setelah direlokasi besarnya dapat dihitung ulang dengan tombol “Computed Magnitude”. Seperti pada gambar di bawah ini:

http://www.seiscomp3.org/raw-attachment/wiki/doc/applications/scolv/Magnitudes_tab_of_scolv.jpg 




















                    


Tab “Event” memberikan semua informasi terkait besarnya kejadian yang sebenarnya. Besaran untuk setiap kejadian dapat dilihat pada jendela seperti gambar berikut:


http://www.seiscomp3.org/raw-attachment/wiki/doc/applications/scolv/Event_tab_of_scolv.jpg
 




















Keterangan gambar:Origin List = daftar semua asal-usul yang terkait; Magnitude List = daftra magnitude; Messages = Pesan dari kejadian, B1 = memilih tipe kejadian; B2 = button to fix the selected origin as preferred; B3 = button to let scevent select the preferred origin; B4 = button to fix the selected magnitude as preferred; B5 = button to let scevent select the preferred magnitude.







Tab “Event” memberikan gambaran kejadian dalam jangka waktu yang di tetapkan. Informasi tentang waktu, jumlah fase, besarnya magnitude, pusat gempa dan kedalaman, status kejdian, daerah, lembaga dan acara /ID asal.


http://www.seiscomp3.org/raw-attachment/wiki/doc/applications/scolv/Events_tab_of_scolv.jpg
 














Keterangn gambar :Event list = summary of events with status information that consist on the review status (automatic, manual or confirmed), the publish status (star) - the published origin is marked with > and imported origins from other institutes (+) that are identified by different agency IDs; Reading1 = Load events of the last days; Reading2 = Load events for specific timespan; List options = Show fake events and show only preferred/last origin per agency; Status = Connection status.





Picker manual dirancang untuk meninjau atau merevisi picks otomatis dan untuk memilih secara manual. Tab ini juga menyediakan tombol zoom/scalling, penyaringan, penyelarsan fase, pemilahan, pemilihan komponen dan menambahkan stasiun dan relokasi.



http://www.seiscomp3.org/raw-attachment/wiki/doc/applications/scolv/Manual_picker_of_scolv.jpg
 
















Keterangan gambar: Scale = Time and amplitude scaling of the trace overview and/or the zoomed trace; Sort = Sorting of traces by residual or distance; Align = Aligning traces by P- or S-phase or by origin time; Component = Selection of Z-, N- or E-component; Distance = Loading all stations in a defined distance range and toggle display of all traces or only active traces; Mode = Choose picking mode; Filter = Selector of predefined filters, Locate = Button to relocate with the actual picks; Info = Stream information of the zoomed trace; Accept = accept a pick; Deactivate = De-/Reactivating an active or deactivated pick; Delete = Deleting the actual manual pick; Pick1 = theoretical; Pick2 = manual pick (green); Pick3 = arrival unassociated automatic pick (light red), associated picks (dark red); Time = time scale (absolute in origin time alignment, relative in phase alignment); Active trace = Selected trace shown in zoom window; Status = connection status.

BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
a.       BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan beberapa fungsi.
b.      Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa.
c.       Ada beberapa gelombang yang diterima oleh seismograf yaitu gelombang P, gelombang S, gelombang Love, Gelombang Reyleight. Namun, yang dianalisa secara langsung di Onyx system dan seiscomp3 hanyalah Gelombang P dan Gelombang S.
d.      Di BMKG Wil. III Denpasar, Bali menggunakan software Onyx system dan seiscomp3 dimana Onyx system merupakan software yang digunakan untuk meneliti gempa lokal yang terjadi disekitar Bali. Sistem ini masih dikerjakan secara manual dalam menentukan penjalaran gelombang P dan gelombang S, juga dalam menentukan magnitude, kedalaman dan lokasi terjadinya gempa. Sedangkan Seiscomp3  merupakan perangkat lunak yang berasal dari Jerman. Seiscomp telah berkembang dalam sekitar 10 tahun terakhir dari modul akuisisi murni untuk perangkat lunak real-time monitoring gempa fitur lengkap. Protokol SeedLink sekarang sangat populer untuk transmisi data seismik telah menjadi inti dari SeisComP dari awal. Tambahan kemudian dimasukkan sederhana, acara deteksi murni otomatis, lokasi dan kemampuan besarnya gempa.
e.       Dalam melakukan Kerja Pratek Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan cara meneliti secara langsung kerja seimograf dan mengolah sendiri data gempa yang diperoleh dengan menggunakan software yang ada di BMKG wil. III Denpasar, Bali.
f.       Dalam dunia kerja, kita sangat membutuhkan kedisiplinan dan ketelitian dalam bekerja. Selain itu, kita juga perlu soft skill dan hard skill sebagai penunjang untuk bisa bekerja dengan lebih baik. Kita juga harus bisa bekerja sama dengan orang lain agar tercipta kominikasi dan saling mendukung.


DAFTAR PUSTAKA




JIKA ANDA MENGALAMI KESULITAN SILAHKAN MENGHUBUNGI MELALUI FACEBOOK DAN CONTACT PERSON











LAMPIRAN